Penulis : RUSTANI SOUMENA, S.Pd.I
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam dan Bahagia…
Perkenalkan
nama saya Rustani Soumena, S.Pd.I Saya adalah Calon Guru Penggerak
Angkatan 7 dari SD Negeri 2 Katapang Kecamatan Huamual, Kabupaten Seram Bagian
Barat, Provinsi Maluku.
Pada
kesempatan ini saya akan membuat kesimpulan dan refleksi pengetahuan dan
pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Pada Modul
1.1. Mengawali tulisan ini ijinkan saya untuk menguraikan latar
belakang munculnya filosofi pendidikan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai cikal
bakal Pendidikan di Indonesia.
LATAR
BELAKANG BERDIRINYA LEMBAGA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Munculnya
gagasan pendidikan yang di cetuskan oleh KHD dilatar belakangi oleh penerapan
pendidikan para kolonialisme yang penuh diskriminatif dan keberpihakan
pemerinta kolonial untuk mendidik ras, etnis dan suku-suku tertentu demi
kepentingan dan tujuan yang akan mereka capai. Dari suasana dan kondisi
tersebut yang menjadi cikal bakal lahirnya Taman Siswa / Perguruan Nasional
Taman Siswa (Lembaga Pendidikan Pertama di Indonesia) pada tanggal 3
Juli 1922 di Yogyakarta. Oleh Bapak Ki Hadjar Dewantara (Bapak Pendidikan
Nasional Indonesia).
Taman
Siswa didirika dengan semboyan “ Ing ngarso song tulodo, Ing Madya
Mangunkarso, Tut Wuri Handayani. Semboyan inilah di kenal sebagai Trilogi
Pendidikan. Ing ngarso song tulodo artinya guru harus bisa
menjadi teladan yang baik dalam berpakain, perkataan dan perbuatan. Ing
Madya Mangunkarso artinya Guru selalu berada ditengah tengah untuk
membangun dan memberikan ide-ide bersama siswa supaya mereka memiliki stimulus
untuk membangun idenya. Tut Wuri Handayani artinya guru bisa
memberikan dukungan dan dorongan supaya siswa percaya diri dan mampu menuangkan
idenya. Semboyan inilah yang sampai sekarang menjadi slogan dari
Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.
1. Apa yang Anda percaya tentang murid dan pembelajaran
di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?
Sebelum saya mempelajari Modul 1.1 tentang Refleksi
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, pandangan saya sangat berbeda
jauh tentang banyak hal baik itu tentang penerapan pembelajaran di kelas maupun
pembinaan dan pembentukan karakter anak saat melakukan pembelajaran. Pandangan
saya sabagai guru sebelum mempelajari Modul 1.1 yaitu :
a.
Makna Pendidikan sama dengan Pengajaran, yakni
tempat atau lingkungan untuk siswa belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan,
baik oleh guru disekolah atau oleh Ustazd pada TPQ/TPA.
b.
Guru adalah sumber utama dalam mentransfer ilmu
pengetahuan, karena tanpa guru siswa tidak memahami isi materi yang ada pada
buku pelajaran.
Saat
guru menyampaikan materi pelajaran siswa dituntut untuk harus fokus ke depan,
semua siswa fokus pada guru yang sedang menyampaikan materi, siswa dipaksakan
untuk harus betul-betul perhatikan dan tidak mengganggu konsentrasi teman lain
yang sedang belajar.
c.
Cara untuk merubah perilaku siswa adalah dengan
memberikan hukuman/sangksi tujuannya agar siswa jera dan dan tidak mengulagi
lagi kesalahannya, setelah memberikan hukuman siswa tersebut didekati dan
diberikan nasehat agar dia menjadi lebih baik.
d.
Pengukuran tingkat keberhasilan guru dilihat
pada hasil tes Sisiwa yang mendapatkan nilai rata-rata di atas KKM, jika siswa
mendapatkan nilai di bawah KKM berarti guru belum berhasil, itu artinya siswa
belum memahami materi dan perlu guru
mengulangi kembali materi yang belum mengerti agar siswa bisa mencapai nilai
sesuai KKM atau dilakukan remedial dan pemgayaan.
e.
Pemberian tugas (PR) disetiap akhir pelajaran
dengan tujuan agar siswa bisa mengurangi waktu bermain dan fokus untuk belajar
di rumah yakni membuat PR dengan bimbingan orang tuanya,
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda
setelah mempelajari modul ini?
Perubahan
dari pemahaman, pemikiran atau perilaku saya, tentang
Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, pada modul 1.1. yaitu
;
1. Makna
Pendidikan dan pengajaran ternyata berbeda, tetapi tidak bisa dilepaspisahkan. Menurut
KHD, Pengajaran (Onderwijs) adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran adalah
Proses pendidikan dalam memberikan ilmu yang berfaedah untuk kecapan hidup anak
secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) adalah memberikan
tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang telah dimiliki oleh anak agar ia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Pendidikan
adalah tempat persemayan benih-benih kebudayaan, ruang berlatih dan tumbuhnya
nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan dan diwariskan. Karena untuk mencapai
dan menciptkan manusia Indonesia yang berkebudayaan dan berperadaban maka
pendidikan adalah pondasinya.
Tujuan
Pendidikan menurut KHD yaitu Menuntun segala kudrat yang dimiliki anak agar dia
mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik
sebagai seorang manusia, maupun sebagai anggota masyarakat.
Inti
dari filosofi Ki Hadjar Dewantara adalah Perubahan. Dalam hal ini ada 3
kerangka perubahan yakni :
a.
Kodrat
Keadaan
Dalam melakukan perubahan kita
harus melihat kodrat keadaan yang terbagi 2 yakni kodrat Alam dan Kodrat Zaman.
Kodrat Alam berkaitan dengan lingkungan diamana anak itu berada atau tempati yang
penuh dengan nilai-nilai kemanusian (cinta kasih, tolong menolong,
tanggungjawab, rela berkorban tenggang rasa dan lain-lain). Sedangkan kodrat
Zaman berkaitan dengan perkembangan perubahan dari masa ke masa, dan
menghendaki kita untuk membentuk karakter anak yang lebih baik karena zaman
yang ada pada kita sekarang tidak akan sama dengan zaman yang akan di hadapi anak-anak
kita kedepan, masing-masing zaman memiliki peradaban dan tantangan tersendiri.
b.
Prinsip
Melakukan Perubahan, yang terdiri atas 3 Asas yang dikenal dengan istila Asas
Trikon yaitu :
Ø Kontinuitas.
Asas ini menghendaki kita untuk harus mempelajari tentang sejarah secara
mendalam dan melakukan dialog kritis yang berhubungan dengan akar-akar nilai-nilai
budya yang hakiki dalam masyarakat, sehingga untuk menjawab tantangan zaman
nilai-nilai kemanusiaan akan tetap terjaga.
Ø Konvergensi,
maksudnya penerapan nilai-nilai pendidikan, untuk memanusiakan manusia dalam
memperkuat nilai kemanusiaan, untuk menjadi filter/penyaring budaya-budaya
asing yang masuk.
Ø Konsentris,
yakni penerapan pendidikan harus menghargai keragaman dan memberikan
kemerdekaan pada peserta didik, karena setiap orang akan mengalami perubahan
sesuai nilai-nilai yang ada pada dirinya, oleh karena itu pendidikan harus
menghargai keunikan yang ada pada masing-masing orang.
Dari
3 Asas diatas maka kita akan melihat perubahan, yakni perubahan Budi Pekerti
c. Budi
Pekerti.
Budi pekerti ini terdiri dari 2
suku kata yaitu “ Budi dan Pekerti.” Menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa “Budi”
itu terdiri atas 3 suku kata yaitu Cipta artinya Pikiran (Kognitif),
Rasa artinya Perasaan (Afektif), dan Karsa yang artinya kemauan yang nantinya
akan menghasilkan karya (Psikomotor). Sedangkan “Pekerti” artinya daya
atau tenaga.
2. Menurut
Filosofi Ki Hadjar Dewantara, bahwa Pendidikan itu harus Holistik dan seimbang,
dengan adanya keseimbangan pada pen didikan maka akan terjadi
keseimbangan budi pekerti yang akan membawa anak pada kebijaksanaan. Jika kita
melasanakan pendidikan secara seimbang atau tumbuhkembang anak secara holistik,
maka akan menghasilkan insan-insan yang penuh kebijaksanaan, begitu sebaliknya
jika kita melaksanakan pendidikan dengan timpang maka akan menghasilkan
generasi yang langka bahkan hampa dengan kebijaksanaan. Karena semua disiplin
ilmu harus menuju pada kebijaksanaan.
3. Apa
yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan
pemikiran KHD?
Hal-hal
yang akan saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara sebagai berikut :
1.
Saya mencoba
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, agar siswa dapat dengan cepat mengerti
dan memahami isi dari materi pelajaran yang saya ajarkan dan siswa tidak bosan,
untuk menciptakan suasana kelas yang menyenangkan maka, saya harus sesuaikan dengan
karakter siswa yakni belajar sambil bermain, karena bermain adalah kodrak anak
SD.
2. Saya
mencoba untuk melakukan pembelajaran yang berpusat pada Siswa, dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam mengembangkan
potensi yang ada dalam dirinya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Sehingga
siswa dalam proses belajar mengajar siswa tidak merasa tertekan dari siapapun.
3.
Saya akan
berusaha untuk melakukan perubahan dengan melakukan 3 kerangka perubahan, yang
dimulai dari kodrat anak sehingga anak dapat mengenal lingkungannya dan bisa
menyesuaikan diri dengan zaman yang dia hadapi, kemudian penerapan 3 Asas
Trikon (Kontinuitas, Konvergensi, Konsentris) yang menghendaki pendidik untuk
mentrasfer nilai-nilai kemanusian kepada anak sehingga anak dapat menghargai keberagaman
nilai dan budaya yang ada diligkungannya dan dapat membetengi dirinya terhadap
pengaruh budaya asing yang bersal dari luar.
Dengan
melakukan 3 kerangka perubahan tersebut maka akan terjadi perubahan pada Budi
Pekerti (watak atau karakter) yakni perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif)
sehingga menghasilkan Karya (psikomotor) dengan daya atau tenaga.
Sumber
: - Modul 1.1. Refleksi Filosofis pendidikan
Nasional – Ki Hadjar Dewantara
- Video Intisari dan interpretasi
Filosofis pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara oleh Bapak. Iwan Syahril.
- Pengalaman Pribadi di
lapangan.







0 komentar:
Posting Komentar